Kamis, 28 Desember 2017

Instalasi Listrik Crane


       Sejarah crane dimulai pada tahun 1830-an awalnya crane pertama kali di pelopori dari negara German (Demag Cranes & Komponen Corp) dengan tenaga Uap, dan pada tahun 1840-an perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan pertama di dunia yang memulai untuk memproduksi crane secara massal untuk di pasarkan di dunia industri. Kemudian pada tahun 1876 seorang Insinyur dari yang bernama Sampson Moore berasal dari Inggris kota Liverpool, merancang dan memproduksi overhead crane pertama dengan sumber daya tenaga jaringan listrik di dunia. Dan pada saat itu di gunakan oleh militer Inggris untuk mengangkat senjata di Gun Pabrik Royal Arsenal dalam kerajaan Woolwich di London. Sejak saat itu, Alliance Mesin merupakan salah satu crane di pasar Amerika Serikat sampai kira-kira pada tahun 1980, dan saat ini sudah di musiumkan di Birmingham, Alabama. The Overhead Alliance adalah sebuah kelompok yang mewakili Crane Manufacture Association of America (CMAA), Hoist Manufacture Institute (HMI) dan Manufacture Monorail Association (MMA). Selama bertahun-tahun evolusi telah berkembang yang pada awalnya masih menggunakan rantai sebagai alat media penariknya sekarang sudah berkembang dengan menggunakan kawat baja, yang mempunyai kekuatan dan kelenturan yang lebih dibandingkan dengan rantai. Dan hingga saat ini penyempurnaan struktur dan kekuatan tali baja, sehingga dapat lebih kuat dan lebih tahan korosif terhadap suhu, cuaca dan asam laut, sehingga pada crane nantinya dapat di gunakan di segala medan dan kondisi.




        Perkembangan ilmu pengetahuan akhirnya berefek pada segala hal. Tak terkecuali crane, yang pada awalnya diatas menggunakan tenaga manusia atau masih manual. Sekarang crane menggunakan tenaga listrik. Karena crane merupakan mesin yang dioperasikan menggunakan motor listrik, dan memiliki instalasi listrik crane tersendiri. Dalam kerjanya mesin crane menggunakan tiga motor, ketiga motor tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Motor pertama untuk mengangkat beban, motor kedua untuk berjalan, dan motor ketiga untuk berjalan dalam rel. Daya listrik setiap motor tergantung dari daya beban. Motor yang digunakan dalam sistem mesin crane ini biasanya adalah motor dahlander. Karena pertimbangannya adalah karena motor dahlander ini dapat diatur kecepatannya dengan mengubah hubungan kumparan yang terdapat dalam motor tersebut. Sesuai dengan kinerja dari mesin crane ini yang juga membutuhkan kecepatan yang berubah-berubah pada kondisi tertentu. Crane merupakan kendaraan alat berat. Kendaraan alat berat merupakan kendaraan yang digunakan untuk membantu memudahkan manusia dalam melakukan berbagai pekerjaan berat dalam jumlah yang besar, sehingga hasilyang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dan efisien dengan waktu yang relatif singkat. Kendaraan alat berat merupakan faktor penting dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar, seperti misalnya pekerjaan pengerukan, penggalian, penimbunan, perataan, pemadatan, pengangkatan, pemindahan, pengangkutan, pembongkaran dan sebagainya.

          Sebenarnya banyak kendaraan alat berat, tidak hanya crane. Dan hampir sama dengan instalasi listrik crane, sistem kelistrikan kendaraan alat berat, biasanya akan membahas mengenai sistem stater (motor starter) dan sistem pengisian (alternator). Jenis-jenis kendaraan alat berat yang telah beredar di lapangan dan banyak digunakan untuk pekerjaan tersebut antara lain adalah Forklift, Dozer, Loader, Excavator (back-hoe, front shovel, dragline dan clamshell), Roller (tamping roller, smooth-wheel roller, pneumatic-tired roller, vibrating compactor), Crane (crawler crane, tower crane), Scraper, Grader, Log Loader, Skid Steer Loader, Grapple Skidder, Dump Truck (articulated dump truck, off highway dump truck, rear dump truck) dan lain-lain. Sistem kelistrikan, khususnya motor starter (starting sistem) dan alternator (charger sistem) pada kendaraan alat berat merupakan sistem yang sangat vital. Kembali pada crane, penggunaan mesin crane ini biasanya digunakan pada industri-industri besar dan pada proyek-proyek dengan beban mekanik yang memiliki berat lebih dari 1000kg. Mesin crane ini memiliki beberapa jenis diantaranya, mesin crane gantung berjalan, mesin crane tower, mesin crane derek, dll. Pada hakekatnya crane sendiri merupakan mesin yang berfungsi untuk memindahkan barang atau beban dari satu ruangan atau tempat ke ruangan lain yang dilengkapi dengan kerekan untuk mengangkat beban tersebut. Dari semua jenis mesin crane yang ada pada dasarnya memiliki fungsi dan prinsip kerja yang sama, hal yang membedakan dari semua jenis tersebut adalah bentuk fisik dan penempatan penggunaannya. Mesin Crane banyak digunakan untuk pengangkat barang terutama di industri, dan menggunakan pengendalian instalasi motor listrik 3 fasa untuk aplikasi mesin crane.





Minggu, 17 Desember 2017

Jaringan Listrik 1 Phase Adalah



Kata phase itu sebenarnya sama dengan arus listrik positif. Kata fase (phase) dari pertanyaan “Berapa fase listrik di rumah anda?”, pada dasarnya mengacu pada pengertian berapa jumlah arus listrik positif yang terpasang di rumah. Pertanyaan demikian, telah mengundang kerancuan arti kata “fase” itu sendiri dalam kalimat pertanyaan tersebut. Banyak awam mengartikannya sebagai sebuah bentuk instalasi dari aliran listrik yang terpasang seutuhnya, bukan hanya arus listrik “positif” saja. Sehingga banyak yang beranggapan bahwa kata fase / phase sebagai sebuah aliran listrik yang terdiri dari arus positif, netral dan arde. Kerancuan istilah fase / phase tersebut bertambah luas karena tidak ada pemahaman sejauh mana pemakaian istilah phase itu berlaku. Apakah hanya sebatas instalasi listrik yang dikerjakan oleh PLN dari kabel tiang listrik ke meteran di rumah? Atau, berlaku juga pada instalasi jaringan kabel di dalam rumah?. Istilah phase itu sendiri yang seutuhnya adalah arus listrik “positif” saja. Tidak ada embel-embel arus netral maupun arde. Di bawah ini, saya mencoba mendeskripsikan ruang lingkup pengertian pemakaian istilah phase pada sebuah instalasi listrik dengan menggunakan sebutan phase-input dan phase-output.

Pada dasarnya dari pihak PLN sendiri, menyediakan jasa pemasangan instalasi listrik mulai dari 1 hingga 3 phase. Semakin banyak jumlah phase yang dipasang pada sebuah instalasi listrik, semakin besar daya yang di distribusikan. Dalam penerapan-nya, instalasi listrik yang dipasang untuk kebutuhan bangunan rumah tinggal memiliki jumlah phase sebanyak satu (satu phase). Sedangkan, untuk kebutuhan bangunan industri memiliki jumlah phase sebanyak tiga (tiga phase). Apa yang menyebabkan sektor industri membutuhkan instalasi listrik tiga phase, saya tidak mengetahuinya. Mungkin guna memenuhi kebutuhan pengoperasian mesin-mesin industri di dalamnya.Untuk kebutuhan rumah tinggal, besaran daya listrik (Watt) tertinggi 1 (satu) phase yang sering saya temukan adalah 6600 Watt. Mungkin ada yang melebihi dari angka tersebut, saya kurang mengetahui batasan akhir besaran daya listrik per 1 phase.
Jadi, pemahaman istilah phase pada instalasi listrik yang dipasang oleh PLN dapat dikatakan sebagai pengadaan arus listrik positif oleh pihak PLN pada sebuah bangunan.

Arus listrik negatif, sudah tentu disertakan juga setiap kali instalasi listrik dilakukan. Namun, jumlah pengadaan arus negatif ini tidak selalu harus sama dengan jumlah arus positif-nya. Misalnya, instalasi listrik pada bangunan industri yang memerlukan 3 arus listrik positif, tidak harus disertai dengan 3 arus listrik negatif. Tiga arus positif yang terpasang bisa di akomodasi hanya dengan menggunakan satu arus negatif saja. Terlepas dari instalasi listrik 3 phase dengan 1 arus negatif pada bangunan industri, instalasi jaringan listrik di satu rumah berkapasitas 900 VA dimana tertulis kalimat “fase tunggal dua kawat” di unit meteran-nya, dapat diartikan sebagai : pengadaan satu jalur arus listrik positif berdaya 900 VA yang di distribusikan menggunakan dua kawat tembaga. Tentu saja salah satu dari kedua kawat tembaga tersebut bermuatan arus listrik negatif. Instalasi listrik satu phase-input dari PLN yang terpasang di bangunan rumah tinggal akan menghasilkan keluaran satu phase juga (satu arus positif). Namun demikian, jika kita hendak menggunakan lebih dari satu arus positif di dalam rumah (mis. bangunan bertingkat), keluaran satu arus positif ini dapat dipecah menjadi beberapa arus positif. Caranya dengan menggunakan beberapa unit MCB yang dikumpulkan dalam satu kotak dinamakan box MCB. Beberapa unit MCB ini dihubungkan satu dengan lainnya menggunakan potongan kawat tembaga. Kemudian, salah satu dari unit MCB tersebut dihubungkan dengan arus positif yang terdapat pada kabel keluaran meteran PLN. Maka, arus listrik positif akan mengalir ke setiap unit MCB melalui perantaraan potongan kawat tembaga yang terhubung di setiap MCB. Dengan demikian, setiap unit MCB akan memiliki keluaran arus positif berdasarkan kapasitas yang dimiliki oleh setiap unit MCB itu sendiri.

Misalnya, besaran arus positif pada meteran PLN sebesar 4400 VA hendak dipecah menjadi dua keluaran arus positif yang masing-masing berdaya 2200 VA. Maka, dibutuhkan dua unit MCB berkapasitas masing-masing 10 Ampere yang nantinya terpasang dalam box MCB. Lubang input daya dari kedua unit MCB tersebut dihubungkan dengan potongan kawat tembaga. Kemudian, kawat tembaga bermuatan arus positif dari kabel keluaran meteran PLN dimasukkan ke lubang input daya dari salah satu unit MCB tersebut. Dengan demikian, setiap unit MCB akan menghasilkan keluaran arus positif masing-masing sebesar 2200 VA. Seperti itulah pemahaman dari istilah phase-output yang saya maksudkan, yaitu arus listrik positif keluaran dari meteran PLN sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Apakah nantinya arus listrik positif ini akan dipecah atau tidak menggunakan perantaraan unit MCB, saya tetap mengartikannya sebagai phase-output. Jika tidak dipecah tetap disebut “satu phase”. Jika di pecah menjadi dua, maka akan menjadi “dua phase”. Jika dipecah tiga, akan menjadi “tiga phase”. Demikian seterusnya.

Di dalam jaringan listrik ada 2 sistem jaringan : jaringan 1 fasa dan jaringan 3 fasa. Jaringan listrik 1 phase adalah jaringan listrik yang biasa di sebut juga JTR ( jaringan tegangan rendah ) jaringan ini hanya melayani rumah rumah sajadan tegangan yang melalu ini hanya 220 Volt teganagn ini untuk tegangan rumah rumahsaja. Jaringan 3 fasa atau sebut saja JTM (Jaringan tegangan menengah) jaringan ini menampungbeban tinggi dan untuk pengaliran tegangan saja. Di negara-negara yang menggunakan sistem 120 V seperti amerika serikat sistem bekalan listrik tenaga fasa digunakan. Transformer tempatan disambungkan ke talian voltan tinggi serta tiga talian voltan rendah untuk kegunaan pengguna rumah – wayar ketiga disambungkan ke titik tengah lilitan sekunder dan bertindak sebagai wayar neutral. Oleh itu, sistem tersebut membekalkan voltan sebanyak 120 V bagi sambungan fasa ke neutral dan 240 V bagi sambungan fasa ke fasa.

Jaringan listrik 1 Phase adalah jaringan listrik yang hanya menggunakan 2 kawat penghantar yang kesatu sebagai kawat phase (L) dan yang kedua sebagai kawat neutral (N).  Umumnya listrik 1 phase bertegangan 220-240 volt yang digunakan banyak orang. Biasanya listrik 1 phase digunakan untuk listrik perumahan, namun listrik PLN di jalanan itu memiliki 3 phase, tetapi yang masuk ke rumah kita hanya 1 phase karena kita tidak memerlukan daya besar dan untuk peralatan dirumah kita hanya menggunakan listik 1 phase dengan 220-240 volt. Misalnya yang ke rumah kita adalah Phase R, tetangga kita mungkin Phase S, dan tetangga yang lain Phase T. Kegunaan listrik 1 fasa biasanya digunakan oleh pengguna domestik serta premis-premis perniagaan kecil. Walau bagaimanapun, terdapat juga rumah-rumah yang menggunakan sistem bekalan listrik 1 fasa.

Senin, 11 Desember 2017

Jaringan Listrik Primer



Sebelum memberi penjelasan tentang jaringan listrik primer, ada baiknya saya menjelaskan didtem distribusi listrik, awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat – pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan yang biasanya merupakan tegangan menengah 20 kV. Pada umumnya pusat pembangkit tenaga listrik berada jauh dari pengguna tenaga listrik, Untuk mentransmisikan tenaga listrik dari pembangkit ini, maka diperlukan penggunaan saluran tegangan tinggi 150/70 kV (STT), atau saluran tegangan ekstra tinggi 500 kV (STET). Tegangan yang lebih tinggi ini diperoleh dengan transformator penaik tegangan (step up transformator). Pemakaian tegangan tinggi ini diperlukan untuk berbagai alasan efisiensi, antara lain, penggunaan penampang penghantar menjadi efisien, karena arus yang mengalir akan menjadi lebih kecil, ketika tegangan tinggi diterapkan. Setelah saluran transmisi mendekati pusat pemakaian tenaga listrik, yang dapat merupakan suatu daerah industri atau suatu kota, tegangan melalui gardu induk (GI) diturunkan menjadi tegangan menengah (TM) 20kV. Setiap GI sesungguhnya merupakan Pusat Beban untuk suatu daerah pelanggan tertentu, bebannya berubah-rubah sepanjang waktu sehingga daya yang dibangkitkan dalam pusat-pusat Listrik harus selalu berubah.

Perubahan daya yang dilakukan di pusat pembangkit ini bertujuan untuk mempertahankan tenaga listrik tetap pada frekuensi 60 Hz. Proses perubahan ini dikoordinasikan dengan Pusat Pengaturan Beban (P3B). Tegangan menengah dari GI ini melalui saluran distribusi primer disalurkan ke gardu – gardu distribusi (GD) atau pemakai tegangan menengah. Dari saluran distribusi primer, tegangan menengah (TM) diturunkan menjadi tegangan rendah (TR) 220/380 V melalui gardu distribusi (GD). Tegangan rendah dari gardu distribusi disalurkan melalui saluran tegangan rendah ke konsumen tegangan rendah (Sakti, 2008:4) Sistem tenaga listrik secara umum dibagi menjadi empat bagian utama, diantaranya: - Pembangkitan - Saluran transmisi - Distribusi - Instalasi Pembangkitan: - Generator-generator dan prime mover - Tegangan yang dibangkitkan 3-13 kV - Peralatan pengatur tegangan dan frekuensi - Transformator tegangan tinggi Saluran transmisi: - Saluran-saluran transmisi tegangan tinggi (isolator, arrester) - Tegangan 70-150 kV ( tegangan tinggi ) dan 500 kV ( tegangan extra tinggi ) - Transformator pengatur daya aktif dan reaktif Distribusi: - Saluran yang menghubungkan ke beban - Tegangan 11-33 kV - Transformator-transformator gardu dan tiang Instalasi: - Saluran beban terhubung je peralatan - Tegangan 110-400 V - Beban-beban listrik (motor, trafo, peralatan listrik, dll)

Bagian-bagian Sistem Distribusi Listrik

1.Jaringan Subtransmisi
Jaringan subtransmisi berfungsi menyalurkan daya listrik dari sumber daya besar menuju gardu induk yang terletak di daerah tertentu. Biasanya menggunakan tegangan tinggi (70-150 kv) ataupun tegangan extra tinggi (500 kv) dalam penyaluran tegangannya, hal dilakukan untuk berbagai alasan efisiensi, antara lain, penggunaan penampang penghantar menjadi efisien, karena arus yang mengalir akan menjadi lebih kecil, ketika tegangan tinggi diterapkan (Sakti, 2008:4)

2. Gardu Induk
Distribusi Dibagi menjadi dua bagian yaitu Gardu Induk dan Gardu Hubung :
a. Gardu Induk (GI)
Gardu induk berfungsi menerima daya listrik dari jaringan subtransmisi dan menurunkan tegangannya menjadi tegangan jaringan distribusi primer (Jaringan Tegangan Menengah/ JTM). Jadi pada bagian ini terjadi penurunan tegangan dari tegangan tinggi ataupun tegangan extra tinggi ke tegangan menengah 20 kv.
b. Gardu Hubung (GH)
Gardu hubung berfungsi menerima daya listrik dari gardu induk yang telah diturunkan menjadi tegangan menengah dan menyalurkan atau membagi daya listrik tanpa merubah tegangannya melalui jaringan distribusi primer (JTM) menuju gardu atau transformator distribusi.

3 Jaringan Distribusi Primer / Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Jaringan distribusi primer berfungsi menyalurkan daya listrik, menjelajahi daerah asuhan ke gardu / transformator distribusi. Jaringan distribusi primer dilayani oleh gardu hubung atau langsung dari gardu induk dan atau dari pusat pembangkit.

4 Gardu Distribusi (GD)
Gardu distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan primer (tegangan menengah) menjadi tegangan sekunder (tegangan rendah) yang biasanya 127/220 volt atau 220/ 380 Volt.

5 Jaringan Distribusi Sekunder/ Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Jaringan distribusi sekunder berfungsi untuk menyalurkan/ menghubungkan sisi tegangan rendah transformator distribusi ke konsumen mengunakan jaringan hantaran udara 3 fasa 4 kawat dengan tegangan distribusi sekunder 127/ 220 Volt atau 220/ 380 Volt. Kecuali untuk daerah-daerah khusus dengan pertimbangan keindahan, keselamatan dan keandalan yang tinggi dipergunakan sistem kabel bawah tanah. 6 Sambungan Rumah Pada sambungan rumah, biasanya tegangan yang diterima sebesar 110-400 volt, yaitu tegangan saluran beban menghubung kepada peralatan. Pada sambungan rumah, tegangan yang diterima disesuaikan antara 220/380 volt.

Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik, Secara umum, saluran tenaga Listrik atau saluran distribusi menurut nilai tegangannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  •          Jaringan listrik Primer, Terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu antara titik Sekunder trafo substation (Gardu Induk) dengan titik primer trafo distribusi. Saluran ini bertegangan menengah 20 kV. Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV, jika langsung melayani pelanggan, bisa disebut jaringan distribusi.

  •          Jaringan listrik Sekunder, Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban

Rabu, 06 Desember 2017

Gambar Jaringan Listrik Tegangan Menengah

Pernahkah anda melihat gambar jaringan listrik tegangan menengah?. Saya menyebutkan hal itu karena hal itu adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sistem kelistrikan. Lebih tepatnya adalah kondisi dari konstruksi pada Jaringan distribusi tenaga listrik yang meliputi Jaringan listrik Tegangan Menengah (JTM), Gardu Distribusi, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan Sambungan Tenaga Listrik (Rumah/Pelayanan). Dalam pelaksanaan konstruksi Jaringan DistribusiTenaga Listrik, sebagian unit pelaksana Jaringan Tenaga Listrik yang disusun secara sendiri ‐ sendiri, hal ini mengakibatkan timbulnya beberapa standar yang berbeda dibeberapa tempat dikarenakan perbedaan sistim dan konsultan serta pelaksana konstruksi tersebut terdapat keberagaman baik dalam kriteria desain maupun model dan struktur konstruksinya yang disesuaikan dengan kondisi sistim kelistrikan setempat.

Selain itu secara teknis ada yang tidak lengkap, tidak konsisten dalam penerapannya dan belum seluruhnya disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pelayanan. Saat ini dalam pelaksanaan pembangunan dan pengembangan sistim distribusi pada unit unit PLN di hampir seluruh wilayah Indonesia mengacu pada salah satu standar engineering yang ada pada pengelolaan /standard PLN pada Distribusi Jawa Bali. Oleh Karena itu, perlu dibuat suatu standar konstruksi yang baik dengan kriteria desain yang sama dan mempertimbangkan perbedaan sistim, perkembangan teknologi serta tuntutan pelayanan. Kriteria disain standar konstruksi ini akan menjadi dasar. Standar Konstruksi Jaringan Distribusi yang akan disusun direncanakan dapat ditetapkanuntuk digunakan sebagai tipikal pedoman konstruksi.

Penggunaan system Tegangan Menengah sebagai jaringan utama adalah upaya utama menghindarkan rugi rugi penyaluran (losses) dengan kwalita spersyaratan tegangan yangharus dipenuhi Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai teganganoperasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV, konstruksi JTM wajib memenuhi kriteria enjinering keamanan ketenaga listrikan, termasuk didalamnya adalah jarak aman minimalantara Fase dengan lingkungan dan antara Fase dengan tanah, bila jaringan tersebut menggunakan Saluran Udara atau ketahanan Isolasi listrik jika menggunakan Kabel Udara PilinTegangan Menengah atau Kabel Bawah Tanah Tegangan Menengah serta kemudahan dalam hal pengoperasian atau pemeliharaan.

Lingkup Jaringan Tegangan Menengah pada systemdistribusi di Indonesia dimulai dari terminal keluar (out going) pemutus tenaga daritransformator penurun tegangan Gardu Induk atau transformator penaik tegangan pada Pembangkit untuk system distribusi skala kecil, hingga peralatan pemisah/proteksi sisi masuk (in-coming). Untuk lebih memahamkan anda tentang jaringan listrik tegangan menengah, dan juga konstruksi jaringan listrik tegangan menengah, saya akan melampirkan gambar jaringan listrik tegangan menengah sebagai suatu acuan konstruksi bagi pembuatan tiang jaringan listrik tegangan menengah. Seperti yang anda sering lihat bahwa tiang listrik memiliki berbagai bentuk, dan kegunaan. Di bawah ini adalah salah satu contoh gambar jaringan listrik tegangan menengah.






Konstruksi Jaringan Distribusi Tegangan Menegah merupakan rangkaian komponen yang terpasang membentuk satu kesatuan dalam konstruksi JTM.Komponen jaringan distribusi adalah semua material yang terpasang padakonstruksi jaring distribusiMaterial distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah ( SUTM ), terdiri dari 2(dua) bagian, yaitu ; material distribusi utama (MDU) dan material pelengkap. Disebut dengan material distribusi utama karena, material tersebut fungsinya sangat penting pada konstruksi , sehingga merupakan bagian yang tidak bisa tergantikan. Sedangkan disebut material pelengkap, karena merupakan bagian pelengkap untuk menunjang pemasangan material distribusi utama pada suatu konstruksi. Sampai disini artikel saya dengan pembahasan jaringan listrik tegangan menengah. Semoga anda paham dengan pembahasan jaringan listrik tegangan menengah. Dan semoga gambar jaringan listrik tegangan menengah yang saya lampirkan, dapat menambah pemahaman anda tentang pembahasan ini.





Minggu, 03 Desember 2017

Jaringan Listrik Amerika


         Siapa yang tidak tau negara Amerika? Berikut ini adalah ulasan saya tentang negara Amerika Serikat. Amerika Serikat adalah sebuah negara Republik Konstitusional Federal yang terletak di Benua Amerika Utara. Negara yang biasanya disebut dengan United Stated of Amerika atau USA dalam bahasa Inggris ini memiliki luas wilayah sebesar 9.833.517 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 323.995.528 jiwa. Luas Wilayah yang besar dan Jumlah penduduk yang banyak tersebut menjadikan Amerika Serikat sebagai negara terbesar ketiga di dunia dan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Secara Geografis, Amerika Serikat berbatasan darat dengan Kanada di sebelah utaranya dan Meksiko di sebelah selatannya. Sedangkan di sebelah Timur adalah Samudera Atlantik dan sebelah baratnya adalah Samudera Pasifik. Terdapat dua negara bagian yang letaknya terpisah dengan daratan Amerika Serikat yaitu negara bagian Alaska yang terletak di sebelah ujung laut benua Amerika Utara dan berada sangat dekat dengan bagian barat Rusia. Jarak Alaska dan Rusia yang terdekat adalah 82 km dan dipisahkan oleh selat Bering. Sedangkan negara bagian Hawaii berada di Samudera Pasifik. Ibukota Amerika Serikat adalah Washington, DC. Yang akan kita bahas berkaitan dengan pembukaan pada artikel saya diatas adalah bagaimanakah jaringan listrik Amerika?



Peta jaringan listrik Amerika Serikat sepintas akan terlihat seperti peta jalan raya antar daerah. Namun, tidak seperti jalan raya, peta jaringan listrik tidaklah terencana. Jaringan tersebut terdiri atas interkoneksi dari daerah-daerah yang terpisah dan terbangun perlahan oleh perangkat lokal seiring upaya mereka untuk terhubung dengan tetangga mereka. Saat ini di Amerika Serikat, lebih dari 241.000 km jalur transmisi bervoltase tinggi membawa tenaga listrik dari 5.400 pembangkit milik lebih dari 3.000 perusahaan listrik. Kebanyakan dari jalur ini membawa arus bolak-balik (AC), dan 1,9% di antaranya membawa arus searah (DC) yang lebih efisien pada jarak yang sangat jauh. Jaringan tersebut berfungsi 99,97% setiap harinya. Gangguan listrik terutama akibat cuaca masih menyebabkan kerugian atas ekonomi AS sebesar Rp 800 triliun setiap tahunnya. Sebagian besar listrik di AS masih dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (setengahnya dari batu bara). Sementara porsi tenaga air, angin dan surya masih kurang dari 8%. Negara bagian California mengimpor lebih banyak listrik dibanding negara bagian lainnya. Sumber daya di negara bagian tersebut berasal dari pembangkit tenaga air di Pasific Nortwest dan pembangkit batubara di gurun Southwest. Jaringan Oregon-California selatan adalah jalur transmisi tunggal terbesar di AS.

Undang Undang Energi Terbarukan California telah memicu proyek tenaga angin dan matahari, juga rencana pembangunan jalur DC bervoltase tinggi untuk distribusinya. Gagasan untuk membangun kabel listrik bawah laut sepanjang 1.046 km direncanakan akan digunakan untuk mengimpor listrik bertenaga air dari Oregon. Dengan banyaknya permintaan tenaga listrik, jalur-jalur transmisi baru akan segera dibangun di berbagai negara bagian, salah satunya proyek Tres Amigas di dekat Clovis, New Mexico, yang akan membantu Texas mengirimkan tenaga angin yang berlebihan ke berbagai kota di ujung Timur maupun Barat AS. Turbin yang ditanamkan di sepanjang sungai Mississippi serta anak-anak sungainya juga diusulkan sebagai cara untuk menghasilkan listrik bertenaga air tanpa mendirikan waduk.Eropa dan kebanyakan negara lain di dunia menggunakan satuan tegangan dua kali lipat dari Amerika Serikat. Yaitu antara 220 dan 240 volt, sedangkan di Jepang dan di sebagian besar Amerika tegangan antara 100 dan 127 volt. Awalnya, Eropa juga menggunakan tegangan 120 V, sama seperti Jepang dan Amerika Serikat saat ini. Kemudian dipandang perlu untuk meningkatkan tegangan guna mendapatkan lebih banyak tenaga listrik dengan meminimalisir kerugian (losses/rugi-rugi) dan drop tegangan dari kawat tembaga berdiameter sama. 

Pada saat yang sama, Amerika Serikat juga ingin merubah system tegangan listriknya, tapi karena terkait adanya beban biaya untuk mengganti semua peralatan listrik, mereka memutuskan untuk tidak melakukan perubahan itu. Pada saat itu (sekitar tahun 50-60) rata-rata rumah tangga di Amerika sudah memiliki kulkas, mesin cuci, dan peralatan listrik lainnya. Tidak demikian halnya di Eropa. Pada akhirnya, Amerika Serikat masih terus mengembangkan sistem frekuensi 50 dan 60, dan – terutama di bangunan tua – masih berupaya mengatasi masalah seperti bola lampu yang terbakar cepat ketika berada dekat dengan trafo (tegangan terlalu tinggi), atau justru sebaliknya: tidak cukup tegangan pada akhir baris (penyebaran 105-127 Volt). Perlu dicatat bahwa pada saat ini semua bangunan baru Amerika faktanya mendapatkan arus listrik dengan menggunakan 240 volt yang terbagi menjadi dua, yaitu antara 120 kawat netral dan fasa. Berikut lah ulasan saya mengenai jaringan listrikAmerika.