Kata
phase itu sebenarnya sama dengan arus listrik positif. Kata fase (phase) dari
pertanyaan “Berapa fase listrik di rumah anda?”, pada dasarnya mengacu pada
pengertian berapa jumlah arus listrik positif yang terpasang di rumah.
Pertanyaan demikian, telah mengundang kerancuan arti kata “fase” itu sendiri
dalam kalimat pertanyaan tersebut. Banyak awam mengartikannya sebagai sebuah
bentuk instalasi dari aliran listrik yang terpasang seutuhnya, bukan hanya arus
listrik “positif” saja. Sehingga banyak yang beranggapan bahwa kata fase /
phase sebagai sebuah aliran listrik yang terdiri dari arus positif, netral dan
arde. Kerancuan istilah fase / phase
tersebut bertambah luas karena tidak ada pemahaman sejauh mana pemakaian
istilah phase itu berlaku. Apakah hanya sebatas instalasi listrik yang
dikerjakan oleh PLN dari kabel tiang listrik ke meteran di rumah? Atau, berlaku
juga pada instalasi jaringan kabel di dalam rumah?. Istilah phase itu sendiri yang seutuhnya adalah arus listrik
“positif” saja. Tidak ada embel-embel arus netral maupun arde. Di bawah ini,
saya mencoba mendeskripsikan ruang lingkup pengertian pemakaian istilah phase
pada sebuah instalasi listrik dengan menggunakan sebutan phase-input dan
phase-output.
Pada dasarnya dari pihak PLN sendiri, menyediakan
jasa pemasangan instalasi listrik mulai dari 1 hingga 3 phase. Semakin banyak
jumlah phase yang dipasang pada sebuah instalasi listrik, semakin besar daya
yang di distribusikan. Dalam penerapan-nya, instalasi listrik yang dipasang
untuk kebutuhan bangunan rumah tinggal memiliki jumlah phase sebanyak satu
(satu phase). Sedangkan, untuk kebutuhan bangunan industri memiliki jumlah
phase sebanyak tiga (tiga phase). Apa yang menyebabkan sektor industri
membutuhkan instalasi listrik tiga phase, saya tidak mengetahuinya. Mungkin
guna memenuhi kebutuhan pengoperasian mesin-mesin industri di dalamnya.Untuk
kebutuhan rumah tinggal, besaran daya listrik (Watt) tertinggi 1 (satu) phase
yang sering saya temukan adalah 6600 Watt. Mungkin ada yang melebihi dari angka
tersebut, saya kurang mengetahui batasan akhir besaran daya listrik per 1
phase.
Jadi,
pemahaman istilah phase pada instalasi listrik yang dipasang oleh PLN dapat
dikatakan sebagai pengadaan arus listrik positif oleh pihak PLN pada sebuah
bangunan.
Arus listrik negatif, sudah tentu disertakan juga
setiap kali instalasi listrik dilakukan. Namun, jumlah pengadaan arus negatif
ini tidak selalu harus sama dengan jumlah arus positif-nya. Misalnya, instalasi
listrik pada bangunan industri yang memerlukan 3 arus listrik positif, tidak
harus disertai dengan 3 arus listrik negatif. Tiga arus positif yang terpasang
bisa di akomodasi hanya dengan menggunakan satu arus negatif saja. Terlepas dari instalasi listrik 3 phase dengan 1 arus negatif pada
bangunan industri, instalasi jaringan listrik di satu rumah berkapasitas 900 VA dimana
tertulis kalimat “fase tunggal dua
kawat” di unit meteran-nya, dapat diartikan sebagai : pengadaan satu jalur arus listrik positif berdaya
900 VA yang di distribusikan menggunakan dua kawat tembaga. Tentu
saja salah satu dari kedua kawat tembaga tersebut bermuatan arus listrik
negatif. Instalasi listrik satu
phase-input dari PLN yang terpasang di bangunan rumah tinggal akan menghasilkan
keluaran satu phase juga (satu arus positif). Namun demikian, jika kita hendak
menggunakan lebih dari satu arus positif di dalam rumah (mis. bangunan
bertingkat), keluaran satu arus positif ini dapat dipecah menjadi beberapa arus
positif. Caranya dengan
menggunakan beberapa unit MCB yang dikumpulkan dalam satu kotak dinamakan box
MCB. Beberapa unit MCB ini dihubungkan satu dengan lainnya menggunakan potongan
kawat tembaga. Kemudian, salah satu dari unit MCB tersebut dihubungkan dengan
arus positif yang terdapat pada kabel keluaran meteran PLN. Maka, arus listrik
positif akan mengalir ke setiap unit MCB melalui perantaraan potongan kawat
tembaga yang terhubung di setiap MCB. Dengan demikian, setiap unit MCB akan memiliki
keluaran arus positif berdasarkan kapasitas yang dimiliki oleh setiap unit MCB
itu sendiri.
Misalnya, besaran arus positif pada meteran PLN
sebesar 4400 VA hendak dipecah menjadi dua keluaran arus positif yang
masing-masing berdaya 2200 VA. Maka, dibutuhkan dua unit MCB berkapasitas
masing-masing 10 Ampere yang nantinya terpasang dalam box MCB. Lubang input
daya dari kedua unit MCB tersebut dihubungkan dengan potongan kawat tembaga.
Kemudian, kawat tembaga bermuatan arus positif dari kabel keluaran meteran PLN
dimasukkan ke lubang input daya dari salah satu unit MCB tersebut. Dengan
demikian, setiap unit MCB akan menghasilkan keluaran arus positif masing-masing
sebesar 2200 VA.
Seperti itulah pemahaman dari
istilah phase-output yang
saya maksudkan, yaitu arus listrik
positif keluaran dari meteran PLN sebagaimana yang telah dijelaskan
di atas. Apakah nantinya arus listrik positif ini akan dipecah atau tidak
menggunakan perantaraan unit MCB, saya tetap mengartikannya sebagai
phase-output. Jika tidak dipecah tetap disebut “satu phase”. Jika di pecah
menjadi dua, maka akan menjadi “dua phase”. Jika dipecah tiga, akan menjadi
“tiga phase”. Demikian seterusnya.
Di
dalam jaringan listrik ada 2 sistem jaringan : jaringan 1 fasa dan jaringan 3
fasa. Jaringan listrik 1 phase adalah jaringan listrik yang biasa di sebut juga
JTR ( jaringan tegangan rendah ) jaringan ini hanya melayani rumah rumah
sajadan tegangan yang melalu ini hanya 220 Volt teganagn ini untuk tegangan
rumah rumahsaja. Jaringan 3 fasa atau sebut saja JTM (Jaringan tegangan
menengah) jaringan ini menampungbeban tinggi dan untuk pengaliran tegangan
saja. Di
negara-negara yang menggunakan sistem 120 V seperti amerika serikat sistem
bekalan listrik tenaga fasa digunakan. Transformer tempatan disambungkan ke
talian voltan tinggi serta tiga talian voltan rendah untuk kegunaan pengguna
rumah – wayar ketiga disambungkan ke titik tengah lilitan sekunder dan
bertindak sebagai wayar neutral. Oleh itu, sistem tersebut membekalkan voltan
sebanyak 120 V bagi sambungan fasa ke neutral dan 240 V bagi sambungan fasa ke
fasa.
Jaringan listrik 1 Phase adalah jaringan
listrik yang hanya menggunakan 2 kawat penghantar yang kesatu sebagai kawat
phase (L) dan yang kedua sebagai kawat neutral (N). Umumnya listrik 1 phase
bertegangan 220-240 volt yang digunakan banyak orang. Biasanya listrik 1 phase
digunakan untuk listrik perumahan, namun listrik PLN di jalanan itu memiliki 3
phase, tetapi yang masuk ke rumah kita hanya 1 phase karena kita tidak
memerlukan daya besar dan untuk peralatan dirumah kita hanya menggunakan listik
1 phase dengan 220-240 volt. Misalnya yang ke rumah kita adalah Phase R, tetangga kita mungkin Phase S, dan tetangga yang lain Phase T. Kegunaan listrik 1 fasa
biasanya digunakan oleh pengguna domestik serta premis-premis perniagaan kecil.
Walau bagaimanapun, terdapat juga rumah-rumah yang menggunakan sistem bekalan
listrik 1 fasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar